Pembenahan Dari Problematika Indonesian South Sea Pearl
- Yuni Saptaria
- Oct 24, 2016
- 5 min read
Indonesia sudah diberkahi dengan wilayah bahari yang begitu luas. Menyimpan sejuta potensi hasil laut yang bisa dijadikan sumber devisa untuk Negara. Diantara hasil-hasil laut yang ada di lautan Indonesia, Mutiara merupakan salah satu hasil laut yang memiliki nilai jual tinggi. Apalagi Indonesia merupakan tempat habitat bagi kerang jenis pinctada maxima yang menghasilkan mutiara berwarna emas atau perak yang memiliki ukuran besar dan mempunyai kilauan yang dianggap abadi, sehingga sering disebut sebagai ratunya para mutiara queen of pearl.
Indonesia merupakan penghasil mutiara laut selatan atau South Sea Pearl (SSP) atau sering disebut Indonesia South Sea Pearl (SSP). Dan berdasarkan informasi, Indonesia merupakan pemasok South Sea Pearl (SSP) terbesar didunia dengan persentase sekitar lebih dari 50 % dari seluruh mutiara South Sea Pearl yang ada didunia. Hal itu tidak mengherankan, karena wilayah Indonesia yang begitu luas. Namun yang mengherankan ketika melihat data ekspor Mutiara Indonesia, hanya menghasilkan nilai 31 Juta Dolar US, dan menduduki peringkat 10 dunia. Lalu kemanakah semua mutiara-mutiara hasil dari laut kita ini? Seharusnya jika dihitung dari pasokan kita tersebut, Ekspor mutiara Indonesia seharusnya pertahun memperoleh minimal 80 juta dolar. 150 % lebih devisa kita hilang entah kemana.?


Menurut menteri KKP Susi pudjiati, semua ini dikarenakan ekspor illegal yang terus menghantui industri laut di Indonesia, banyak sekali mutiara kita yang seharusnya menjadi perhitungan ekspor Indonesia malah masuk menjadi ekspor dari Negara lain.
Praktik Ilegal ini dilakukan biasanya dilakukan didaerah perdalaman yang sulit untuk dijangkau. Hal ini tentu menjadi problematika bagi ISSP, hasil mutiara dari laut kita sendiri malah diklaim atau diakui oleh Negara lain. Sungguh hal yang memilukan.
Namun tak hanya Ekspor Ilegal saja yang menjadi problematika dalam industri Mutiara di Indonesia, persoalan tentang banyaknya serbuan mutiara China jenis air tawar yang disebut juga fresh water pearl yang diekspor ke Indonesia dalam jumlah besar menyebabkan produksi south sea pearl semakin tertekan di pasar lokal. Hal ini disebabkan harga mutiara China yang murah dijual dipasaran. Mutiara air tawar dari China semakin diminati konsumen lokal disebabkan harganya lebih murah dari south sea pearl yakni mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 7.000 per butirnya. Sementara mutiara air laut harganya mencapai di atas Rp 100.000 hingga mencapai 1 juta lebih per butirnya (tergantung kualitas mutiara),walaupun kualitasnya sangat jauh dibandingkan mutiara produksi Indonesia mutiara air tawar asal China lebih diminati oleh konsumen lokal.
Hal ini memiliki dampak terhadap industry mutiara domestik, karena serbuan ini berhasil menekan Industri mutiara Indonesia dimana bannyak perusahaan yang menutup usahanya, karena pasar domestik pun sudah mulai dikuasai oleh mutiara dari Cina. Padahal kualitas mutiara Indonesia jauh lebih bagus dibanding kualitas mutiara Cina, sungguh keadaan yang ironis, bagaimana kita mau bersaing dalam hal ekspor Mutiara di Dunia dengan Cina atau Negara-negara Asean Lainya kalau didalam Negeri pun Kita kewalahan menghadapi serbuan Mutiara dari Cina.
Dari problematika diatas, kita harus segera berbenah mengatur diri dan posisi agar hasil dari laut kta ini, kita lah yang menikmatinya, bukan bangsa lain. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan bahan pembenahan untuk membuat budidaya mutiara kita menjadi lebih baik dan bisa kita nikmati sendiri hasilnya, yaitu:
1. Kebijakan dan Peraturan Pemerintah
Kebijakan yang bisa dilakukan Pemerintah dalam memajukan Industri Indonesia South Sea Pearl (SSP) di Indonesia, dapat dimulai dengan memberikan kemudahaan dalam proses perijinan pendiriaan perusahaan mutiara di Indonesia, sehingga apabila perijinan mudah banyak wiraswasta yang akan melegalkan usaha bisnisnya sehingga bisa menutup kemungkinan terjadi ekspor Ilegal
Mengenai Peraturan, peraturan yang dibuat pemerintah harus bersifat tegas dan memberi efek jera terhadap pelaku ekspor illegal. Eksopr illegal yang ada diperdalaman pun harus segera di tumpas. Membentuk Tim-tim untuk mengusut dan menumpas ekspor-ekspor illegal yang telah lolos dari pantauan kita.
Peraturan dibidang impor pun harus diperketat, mutiara serbuan asing yang masuk di Indonesia harus benar-benar diseleksi kualitasnya, jangan yang dengan kualitas buruk pun bisa menerobos di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah impor mutiara yang masuk di Indonesia. dengan pemberian standar mutu ini mutiara inmpor dari Cina tidak bisa serta merta masuk ke Indonesia.
2. Pengaturan Zonaninasi

Harus dilakukan pengaturan tentang zonanisasi atau penzonaan terhadap mutiara laut oleh Pemerintah. Hal ini dikarenakan dalam budidaya mutiara laut diutuhkan kondisi alam tertentu yang tidak bisa dicampur dengan kegiatan laut lainya. Selama ini banyak budidaya mutiara dicampur dengan kegiatan lainya. sebagai contoh, di salah satu zona laut terdapat mutiara laut yang bercampur dengan jalur pelayaran. Hal ini dapat mengganggu produktifitas mutiara laut sehingga mengakibatkan kualitas mutiara menjadi tidak baik, dikarenakan dalam budidaya mutiara membutuhkan lingkugan laut yang tenang, tanpa cemaran,dan Kaya plankton agar dapat menghasilkan mutiara berkualitas baik.
Dengan adanya zonasisasi ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan kerang, Zonasisasi yang dimaksud antara lain dengan mengembangkan indukan mutiara di wilayah Bali, selanjutnya kerang dibawa ke wilayah Nusa Tengara untuk menyelesaikan tahap pembesaran. Baru kemudian kerang, kembali dipindahkan kewilayah Papua maupun Maluku untuk mengembangkan mutiara.
3. Edukasi Indonesai South Sea Peal Kepada Masyarakat
Tak banyak masyarakat Indonesia mengetahui tentang Indonesian South Sea Pearl atau yang dikenal dengan mutiara Laut selatan Indonesia. Padahal ISSP merupakan budidaya mutiara yang mempunyai potensi bernilai tinggi dan prospek masa depan cerah jika dikembangkan dengan sungguh-sungguh. Ketidaktahuan ini bisa diatasi dengan dilakukan edukasi terhadap masyarakat.
Edukasi yang diberikan bisa berisi materi mengenai Jenis-jenis mutiara yang ada di dunia, dan lebih memberikan penjelasan secara luas tentang mutiara ISSP, karena Indonesia sudah diberkahi tempat yang berisi kerang pinctada maxima penghasil mutiara yang disebut ratunya para mutiara. Target edukasi pun bisa dari semua kalangan dan mungkin lebih diprioritaskan adalah para mahasisswa, karena para mahasiswa sudah memiliki fikiran untuk membuka sebuah usaha. Dan apabila edukasi yang diberikan menarik dan jelas kepada para mahasiswa, mereka akan antusias dan tidak ragu untuk terjun ke dunia usaha ISSP. Sehingga, budidaya ISSP ini akan diisi oleh generasi muda bangsa yang mempunyai semangat berapi-api.
4. Promosi
Promosi harus terus dilakukan agar Indonesia dikenal sebagai penghasil mutiara terbanyak dari laut selatan ini oleh seluruh penjuru dunia, dengan demikian ekspor kita akan terus meningkat dikarenakan banyak yang mengetahui ternyata mutiara berkilau nan indah yang disebut sebagai ratunya para mutiara adalah asal dari laut Indonesia bukan berasal dari Negara lain yang memperoleh ISSP dari penjualan secara illegal.

Promosi yang dilakukan bisa dari berbagai cara baik dari media elektronik seperti dengan dibuatnnya iklan tentang ISSP yang bisa tayang di televisi atau youtube, atau dengan media cetak dengan membuat brosur baliho yang terpampang dijalan agar masyarakat Indonesia tahu bahwa kita adalah bangsa yang diberkahi dengan tempat budidaya mutiara yang berpotensi memiliki nilai jual tinggi dan mmempunyai masa depan cerah.
Promosi pun bisa dilakukan dengan sering dilakukanya pameran-pameran mutiara, baik di dalam maupun luar negeri.baik itu darikita yang mengadakanya sendiri, ataupun iktu berpartisipasi dalam acara pameran-pameran perhiasaan kelas dunia, dengan seringnya kita ikut mengadakan pameran atau ikut berpartisipasi dalam pameran kelas dunia semakin terkenal pula Indoesia sebagai penghasil mutiara laut selatan terbanyak. Sehingga akan meningkat ekspor mutiara kita.

Gambar Publikasi 6th Indnesian Pearl Festival
5. Kesadaran Masyarakat
Masyarakatpun harus sadar, kita sudah diberkahi sebuah wilayah bahari yang berpotensi bernilai tinggi dan melimpah, jika masyarakat acuh tak acuh seperti tak merasa memiliki dengan kekayaan ini maka bangsa lain akan dengan senang hati akan mengeruk kekayaan alam kita ini hingga habis. Sudah banyak terjadi di Tanah kita Sumber daya alam yang seharusnya menjadi sumber pendapatan bagi Negara, malah menjadi sumber kekayaan asing karena mereka kelola sendiri. Apalagi dalam bidang ISSP, bidang yang berpotensi memiliki nilai sangat tinggi, dan kita merupakan habitat tempat perkembang biakan ratunya para kerang pinctada maxima yang menghasilkan mutiara yang mempunyai nilai jual tinggi.
コメント